Pages

Monday, June 28, 2010

You're Love Just For Me : Chapter 1

Kim yoon ah melangkah masuk ke dalam kelas dengan wajah merengut. Min Ji seo yang heran melihat Yoon ah yang baru saja datang dengan wajah cemberut lalu menghampirinya.
“Hei Yoon ah,, ada apa dengan wajahmu itu??” ia lalu melirik jam tangannya, “ dan kenapa kau baru datang, kau lihat ini sudah jam berapa??” tanyanya lagi.
Kim Yoon ah tidak menghiraukan pertanyaan temannya dan langsung menuju mejanya dengan lesu.
Ji seo yang merasa di acuhkan oleh temannya itu menghampiri Yoon ah dengan kesal.
“hey…kau pikir aku ini patung..??”
“maaf,,.” Sahutnya datar. Lalu ia menghembuskan nafas panjang.
“Ada apa denganmu,,?? Ah… aku tahu… kau pasti melakukan sesuatu yang memalukan lagi… ?” tebaknya. Mengingat setiap kali Yoon ah melakukan Sesuatu yang memalukan pasti wajahnya selalu seperti saat ini.
“Hey kau pikir aku apa?.”
“ ,,, bukannya kau selalu seperti ini setiap melakukan hal-hal bodoh dan memalukan,,” katanya seraya tertawa hambar.
“hey,,, ka,,” kim yoon ah hendak membalas perkataan sahabatnya tapi tidak jadi. Ia sedang tidak berselera beradu mulut dengan Ji seo pagi ini.
“Tebakkanku benar kan??” tukas ji seo dengan penuh keyakinan.
“Bukan itu..” jawab Yoon ah. “kalung yang biasa kupakai hilang saat aku turun dari bus hilang..” jelasnya.
“Kalungmu,,?”
Yoon ah menganggukan kepalanya pelan. “dan kau tahu, kalung itu sangat berarti bagiku. Itu adalah pemberian terakhir ibuku sebelum ia meninggal..” katanya lirih.
Saat Yoon ah kecil, ibunya meninggal dunia karena kecelakaan. Mobil yang ia tumpangi bersama Yoon ah waktu itu terjun bebas ke dalam sungai. Kabar baiknya, Yoon ah selamat dalam kecelakaan maut itu. Meskipun ia sempat tak sadarkan diri untuk beberapa minggu.
Tapi tidak demikian dengan ibunya. Ia meninggal saat dalam perjalanan menuju rumah sakit. karena lukanya yang parah dan kondisinya yang sangat lemah.
Kematian ibunya, sangat membuat Yoon ah terpukul dan trauma hingga kini. Dan benda itu adalah benda yang sangat disukai ibunya. Dan Yoon ah berjanji akan menjaga benda itu. Tapi, kini ia menghilangkannya. Dan tentu ia merasa sangat sedih.
“Kau yakin tadi kau memakainya..?” Tanya Ji seo.
“aku yakin.” Jawabnya cepat. “Bagaimana ini? Benda itu….. aku menghilangkannya..”
Ji seo menatap temannya dengan kasihan. Ia tahu jelas bagaimana perasaan Yoon ah saat ini. Tentu saja, mereka sudah bersahabat sejak lama. Dan ia tahu betul betapa berartinya benda itu bagi diri Yoon ah. Karena hanya benda itu yang bisa mengingatkan dia tentang ibunya, dan membuat Yoon ah tetap merasa selalu bersama ibunya.
“Yoon ah..” panggil ji seo. “Kita pasti bisa menemukan benda itu, jadi kau tenang saja..” katanya lagi.

Dan bel tanda masuk pun berbunyi…….


***********************************************************************************


Setelah sampai di halte bus dekat sekolahnya. Ahn jae yeon lantas bergegas turun.
saat ia hendak melangkah, kakinya tidak sengaja menginjak sesuatu. Tidak terasa seperti batu atau semacamnya.
Karena penasaran ia lalu menoleh ke bawah. Di lihatnya sebuah benda yang berkilau. Ia lalu memungutnya. Ternyata yang ia injak adalah sebuah kalung. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, barangkali ada yang sedang mencari benda ini. Tapi tidak ada. Ia berpikir sejenak.

“ehmm,,, lebih baik kuambil benda ini,,” katanya seraya memasukan benda itu ke dalam saku celananya. Ia lalu mengeluarkan iPod dan memasang earphone ke telinga, lalu berjalan menuju sekolahnya.

Saat sedang asik memainkan ponselnya, seorang gadis menabraknya dari arah berlawanan. Cukup keras. Hingga membuat ponselnya terlepas dari gengamannya dan terpental ke bawah.
Ahn jae yeon hendak meneriakinya. Tapi terhenti saat gadis itu tiba-tiba menoleh ke arah jae yeon dan menatapnya. Sesaat pandangan mereka bertemu. Dan….

Treekk..

tiba-tiba saja sebuah perasaan aneh menerjangnya. Saat pandangan mereka bertemu. Sesaat Ahn Jae yeon terdiam memandanginya. Tetapi suara gadis itu dari kejauhan menyadarkannya.
“Maaf, aku tidak sengaja..” katanya seraya membukukan badannya lalu ia kembali berlari.
Jae yeon hanya mengerjap kan matanya.

Beberapa saat Jae yeon terpaku memandangi punggung gadis itu yang semakin menjauh. Tapi ia segera memalingkan wajahnya dan tersadar.

Ia lalu mengangkat tangan kanannya, dan meletakannya di depan dada. Di rasakan debaran jantungnya. “Apa ini??” tanyanya pada diri sendiri.
Jantungnya berdebar kencang, seribu kali lebih kencang dari biasanya. Apa yang terjadi pada dirinya. Gadis itu. Mengapa saat Jae yeon menatapnya tadi…. Ia merasakan hal aneh menerjang dirinya. Hal yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Apa mungkin….

*************************************************************************************

Kim Yoon ah menelusuri lapangan sekolahnya, lorong kelas dan seluruh tempat yang tadi ia lewati. Tapi, kalung milik ibunya itu tidak terlihat sama sekali. Sedangkan ia dan Ji seo sudah mulai lelah seharian mencarinya.
Min ji seo menyandarkan punggungnya di kursi taman dekat sekolah. Ia lalu menghembuskan nafas panjang. “Hei yoon ah,,” panggil Ji seo. “aku lelah sekali, sebaiknya kita pulang. Kau tidak lihat hari semakin gelap.? Dan kau tahu,,, besok kita ada ujian,,” katanya lagi
Yoon ah melirik jam tangannya. Ya ampun, ia sama sekali tidak sadar telah mencari benda itu sangat lama. Dan perkataan Ji seo benar. Ia dan Ji seo harus segera pulang karena hari sudah semakin malam. Dan ia juga harus belajar untuk ujian besok.
Tapi… bagaimana dengan kalungnya. Yoon ah tidak akan tenang sebelum ia menemukan gelang itu.
“Yoon ah…” panggil ji seo lagi. “bagaimana?”
Akhirnya yoon ah memutuskan untuk menghentikan pencariannya. Ia tidak mau Ji seo lelah dan ia tidak bisa melewati ujian besok hanya karena membantu Yoon ah.
“Baiklah… lebih baik kita pulang. Aku tidak mau kau mengorbankan dirimu sendiri hanya karena membantuku..” sahut Yoon ah. Ia lalu bangkit dari duduknya.
Ji seo pun mengikutinya dan mereka pun pulang.

Sesampainya di rumah, yoon ah langsung masuk ke dalam kamarnya. Ayah dan neneknya yang sedang duduk di ruang tamu heran melihat Yoon ah pulang tanpa mengucapkan salam seperti yang biasa ia lakukan. Tapi mereka hanya membisu
Yoon ah menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia lalu mendesah berat dan menghembuskan nafas panjang.
Ia lalu meraih sebuah foto yang selalu ia selipkan di balik bantalnya. Itu adalah foto ibunya.
“ibu..” katanya pelan pada foto itu. “maafkan aku. Seharusnya aku menjaga benda itu.” katanya lagi.
Air matanya pun jatuh. Mungkin bagi orang lain itu hanyalah sebuah kalung, tapi bagi Yoon ah itu adalah bagian dirinya. Benda itu lah yang selalu membuat selalu merasa bersama ibunya. Karena hanya itulah benda terakhir yang diberika ibunya padanya di hari itu. Sebelum kecelakaan maut itu. Dan kini ia mengjilangkan benda itu.
Mungkin terasa berlebihan sesorang menangis hanya karena sebuah kalung. Namun bagi diri Yoon ah, kalung itu adalah segalanya.


bersambung.....

Story In FB By : Rezzty Lovelyelfseels

Wednesday, June 23, 2010

End With My Love : Episode 2 ( My Drama )

“hey..!! jangan kaburr..!! ayo kita kejar..!” teriak para Bok Gu’s Fans. “hwaa... ini semua gara – gara si bodoh itu, kenapa juga aku harus terpancing olehnya..,, ah, dasar bodoh..!” teriak Eun Seok karena dikejar – kejar oleh para Bok Gu’s Fans. “hey..! tunggu..!! jangan kabur kau yah..! kau harus menerima ganjaran karena kau telah mengejek oppa kami..!!” teriak Miranda. Mereka pun berkejar – kejaran heboh di kampus. Eun Seok masuk ke sebuah ruangan untuk bersembunyi dari mereka, Eun Seok mengintip mereka. “hah.. kemana wanita gila itu ?!” kata Mi Nam sambil mencari – cari dimana Eun Seok. “ayo, coba kita cari disana” kata Mi Nyu. “huhh.. untung saja aku berhasil kabur dari mereka, jika tidak aku pasti sudah habis dicabik – cabik mereka… huft..” Eun Seok segera menoleh kebelakang, dan ternyata... ruangan yg dimasukinya adalah ruangan... ganti pria !!. banyak yg sedang berganti baju disana, dan mereka langsung kaget melihat Eun Seok tiba – tiba masuk begitu saja. “hey..! apa yg sedang kau lakukan..?!” teriak salah seorang pria sambil menutupi tubuhnya. “ah..eh..emm..,, maaf, aku salah masuk ruangan.. maaf..maafkan aku..!” Eun Seok pun segera berlari dari ruangan itu.

Bok Gu sedang sibuk mencari Eun Seok. “hah, kemana perginya dia ya ? atau, dia sudah dihabisi ? ah, itu tidak mungkin dia tidak akan kalah dgn semudah itu”. Tiba – tiba terdengar banyak wanita yg teriak histerisdari tempat parker motor, ternyata ada seorang mahasiswa yg juga baru masuk, dia adalah Lee Joon Ki. “huhh, berisik sekali, kenapa pria seperti itu saja menjadi idola sih ? lagipula, dibandingkan dia, aku juga lebih keren dan lebih tampan” omel Bok Gu sambil bercermin merapihkan rambutnya. “hey !! Kang Bok Gu..!!” panggil Eun Seok dari kejauhan. “oh ? kemana saja kau ?! dari tadi aku mencarimu, kenapa kau lari begitu jauh ?” kata Bok Gu sambil mendekati Eun Seok, setelah mereka berhadapan, Eun Seok langsung tersenyum manis padanya. “ah, Bok Gu... ada apa kau mencariku ? kebetulan sekali, aku juga sedang mencarimu, aku punya... sebuah kejutan untukmu” senyum Eun Seok. “oh ? kejutan apa ? wah, kau memang benar – benar perhatian padaku” Tanya Bok Gu dgn senang. “ah, iya aku punya sebuah kejutan untukmu, tutuplah matamu”. Bok Gu menutup matanya, lalu Eun Seok mengambil sebuah botol berisi air dan menumpahkannya ke kepala Bok Gu. “ini, adalah kejutan untukmu... kau masih merasa senang sekarang ?” Eun Seok segera berlari kabur dan pergi dari tempat itu. “a... hey !! apa – apaan kau ini ?! aku jadi basah tau ! kau sungguh merusak imej-ku !” teriak Bok Gu kesal. Kejadian itu, memancing perhatian sang murid baru, Joon Ki. Dia memperhatikan Eun Seok dan mulai sedikit tertarik padanya.

Bok Gu segera pulang untuk mengganti bajunya yg basah. Saat di tengah perjalanan, ia hamper saja menabrak seorang gadis SMU, gadis itu jatuh terduduk dan barang bawaannya terjatuh semua. “ehh... kau tidak apa – apa ? kau sungguh minta maaf, apa kau terluka ?” kata Bok Gu sambil membantunya berdiri. Saat gadis itu menatap Bok Gu, dia kaget dan langsung segera berdiri, gadis itu adalah Min Ah. “ah, kak Bok Gu ?!” kata Min Ah dgn senang. “emm ??” Bok Gu mengingat saat ia mengantar Eun Seok pulang ke rumahnya, dan yg membukakan pintu adalah adiknya, Min Ah. “oh, kau Min Ah ? wah, aku sungguh minta maaf, apa kau tidak apa – apa ?”. “oh..eh, aku tidak apa – apa, kau tidak perlu cemas” ucap Min Ah dgn malu – malu. “syukurlah kalau begitu... tapi, barang – barangmu...”. “ah, itu juga tidak apa – apa, aku bisa membelinya lagi, lagipula, itu sudah rusak semua”. “emm, benar juga, kalau begitu ayo kita belanja bersama” senyum Bok Gu. “ah ? kau bilang... belanja..bersama ?” senyum Min Ah senang. “iya.. lagipula, aku juga harus membeli pakaian, ayo”.

Hari sudah sore menjelang malam, Eun Seok sedang berada di ruang musik dan memainkan sebuah piano. Joon Ki yg masih ada di kampus, melihat Eun Seok dari kejauhan dan tersenyum. Telepon Eun Seok berdering, ternyata Eun Woo meneleponnya. Eun Seok ragu untuk mengangkat teleponnya, jadi dia menutupnya. Eun Seok melihat kembali cincin penberian Eun Woo, dan memikirkannya. Kemudian Eun Woo mengiriminya pesan : “aku tau sulit bagimu untuk bicara denganku, maaf. Aku hanya ingin bertemu denganmu sebelum aku pergi. Aku akan menunggumu di bandara Cheongnam malam ini jam 8, aku akan menunggumu sampai jam keberangkatanku”.

Bok Gu mengantar Min Ah pulang, dan setibanya di rumah, Eun Seok sedang ada di teras depan sambil melamun. “kakak ! aku pulang !” Min Ah masuk ke rumah. “hey, lobak !!” kau ini kenapa ?” kata Bok Gu sambil duduk di sebelah Eun Seok. “emm...” Eun Seok memberikan ponselnya yg berisi pesan Eun Woo. “bagaimana menurutmu ?” tanya Eun Seok dgn wajah muram. “apanya yg bagaimana ? kau sendiri yg harus memutuskannya, kenapa malah bertanya padaku ?”. “apa tidak bisa diwakilkan ? pilihlah...”. “haisshh... kau memang benar – benar bodoh. Hhh... menurutku, jika kau masih menyukainya, sebaiknya temui saja, tapi jika itu terlalu berat, yah... itu adalah penderitaanmu”. “hahh... kau sungguh menyebalkan, kenapa aku bertanya pada org bodoh sepertimu ya ?” pandang Eun Seok dgn menyindirnya. “yah, itu artinya kau lebih bodoh daripada aku” tiba – tiba ponsel Eun Seok yg masih dipegang Bok Gu mendapat pesan : “setengah jam lagi, apa kau tidak bisa datang ? Eun Seok, aku mencintaimu”. Bok Gu yg membaca pesan itu langsung mengembalikan ponselnya pada Eun Seok. “ini, pergilah. Kau pantas untuk menemuinya”. Bok gu kemudian pergi. “emm ? ada apa ?” Eun Seok membaca pesan itu, dan segera bergegas pergi ke Bandara Cheongnam. Bok Gu yg masih berada di dalam mobil, melihatnya dari kaca spion, dan mengikutinya diam – diam.

Bok Gu masuk ke dalam kelas pertamanya, di kelas ternyata Eun Seok sudah daang, Bok Gu memandangnya dgn wajah muram. “hey ! pagi – pagi, kenapa wajahmu sudah muram seperti itu ? seperti sedang patah hati saja” goda Eun Seok. “Ya..! aku memang sedang patah hati ! memangnya kenapa ?!” omel Bok Gu marah – marah dan pergi dari kelas. “kenapa dia ? jika marah karena patah hati, kenapa melampiaskannya padaku ?” ucap Eun Seok dgn sedikit menyesal.

Flashback saat Bok Gu mengikuti Eun Seok :

Setelah sampai di bandara, Eun Seok langsung bertemu dgn Eun Woo, “Eun Seok, kau datang” kata Eun Woo. Eun Seok langsung memeluk Eun Woo dgn erat, dan mengatakan bahwa dia akan melupakannya. “bagiku, cinta yg sejati hanya datang satu kali, jika org itu pergi, maka tidak akan bisa kembali, maafkan aku. Aku tidak akan menunggumu” Eun Seok lalu mengembalikan cincin pemberian Eun Woo padanya, “simpanlah, lagipula, kita masih bisa berteman kan ?” kata Eun Woo. “tentu, kita masih bisa berteman, tapi aku tidak bisa menyimpannya, ini terlalu berat untukku, maaf” setelah itu Eun Seok pergi. Bok Gu yg melihat dari jauh, tidak bisa mendengar pembicaraan mereka. Bok Gu mengira, Eun Seok akan menunggu Eun Woo.

Flashback End.

Di SMU Shin Hwa, tempat Min Ah bersekolah, ada seorang siswi baru, dia adalah Kang In, sahabat Eun Woo. “oh ? apa – apaan ini ?! dia tidak berhak masuk ke kelas ini !” omel Min Ah. “memangnya kenapa ? rasanya, aku tidak pernah berurusan denganmu, apa aku menjadi masalah bagimu ?” kata Kang In dengan arogan. “hehh, dengar ya ! sahabatmu itu, Koh Eun Woo, sudah membuat kakakku menderita !”. “lalu ? tidak ada urusannya kan denganmu, kusarankan, sebaiknya kau tidak perlu ikut campur” Kang In segera pergi ke luar dari kelas. “apa ?! hah, dia itu sungguh menyebalkan..! dasar !!”

Di Universitas Pyeong-dong, juga sedang terjadi keributan besar. Para Bok Gu’s Fans sedang bertengkar heboh dengan 3 org wanita : Sunny, Tae Yoon, dan Yoona, mereka adalah para penggemar Joon Ki, dan sering disebut dengan ‘malaikat Joon’. Mereka saling mengejek sesama fans, lalu Joon Ki dan Bok Gu datang dari arah berlawanan, dan mereka saling berhadapan. “sepertinya kau murid baru, tapi kau sangat hebat, baru masuk saja sudah mempunyai sebuah fansclub” kata Bok Gu sombong. “aku sama sekali tidak tertarik dgn hal seperti itu, minggir”. “hah, kau sungguh sombong, setidaknya ucapkanlah ‘tolong’ agar aku menyingkir darimu, atau... kau juga boleh menggunakan kekerasan padaku” ucap Bok Gu dgn sinis. “wah, oppa Bok Gu memang sangat gentle, tidak seperti joon ki yg aneh, dia pasti mempunyai kelainan, atau... jangan – jangan dia itu pengecut” sindir Mi Nam. “apa kau bilang ?! oppa kami itu, sangat cool, dia tidak perlu menjadi org yg cerewet seperti Bok Gu !” lwan Tae Yoon. Akhirnya terjadi perdebatan antar sesama fans. Sementara Bok gu dan Joon Ki sudah pergi dari sana.

Eun Seok melihat mereka dari atas, “apa – apaan sih, sungguh tidak ada kerjaan, meributkan orang yg tidak penting seperti mereka” perkataannya terdengar oleh kedua fansclub, dan mereka segera menoleh pada Eun Seok. “uh ? wah, kuping mereka sungguh tajam” gumam Eun Seok ketakutan. “hey kau lagi ! apa katamu tadi ?!” omel Miranda marah – marah. “oh ? aku... tidak mengatakan apapun, mungkin... kau salah dengar” kata Eun Seok mencoba menghindar. “tidak ! aku jelas – jelas mendengarnya ! kau mengatakan oppa kami tidak penting ?!” kata Yoona tegas. “uh...itu...aku..”. “hah ! jadi benar kan kau yg mengatakannya !” Sunny memprovokasi. “guys, kejar dia !!” ucap Tae Yoon dan Mi Nyu bersamaan. Eun Seok pun segera berlari. “hey ! tunggu !! mau lari kemana kau ?!”. “haahh, kenapa juga aku harus mengatakan hal itu ?! aduh, apa yg harus kulakukan ?! tolong aku....!!”. Eun Seok lari ke halaman belakang dan berhenti sebentar karena kelelahan. “huhh, apa aku sudah lolos ? aduh, lelah sekali...” tiba – tiba ada yg membungkam mulutnya dan menariknya ke ruang olahraga. “hah ! kemana lagi wanita bodoh itu ?!” omel Miranda karena kehilangan jejaknya lagi. “ayo coba kita cari kesana !”. Eun Seok yg masih berada di ruang olahraga terkejut bahwa yg menariknya adalah Joon Ki, “heh.. kau.. uh, terima kasih sudah menyelamatkanku, dan maaf...”. “tidak apa - apa, pergilah sebelum mereka kembali” Joon Ki hendak pergi. “emm, tunggu, aku belum memperkenalkan diriku, namaku Eun Seok, Cha Eun Seok. Maaf jika aku mengganggumu”. “mmm” Joon Ki pergi.

Min Ah pergi ke Universitas Pyeong-dong untuk pulang bersama dgn kakaknya, dan dia melihat Kang In juga ada disana menunggu seseorang. “kau..! sedang apa kau disini ?! kau pasti mau memata – matai seseorang ya ?! atau, kau mau memata – matai kakakku ?!” omel Min Ah marah – marah. “ah, kenapa nasibku begitu sial ya ? bertemu dengan orang yg cerewet sepertimu”. “apa...apa ? kau bilang ?! kau menyebutku cerewet ?! hah, sungguh tidak tau malu !!”. “dengar ya nona manis, sebaiknya kau tutup mulutmu sebelum ada lalat yg masuk ! kau sungguh tidak bisa diam !!” Kang In pergi. “haishh, dia memang org yg sungguh menyebalkan !!”. Kang In pergi jalan – jalan mengelilingi universitas itu sambil mencari kakaknya, Joon Ki. “hemm... kampus ini bagus juga, fasilitasnya juga cukup lengkap, tidak buruk” kata Kang In. “Kang In, sedang apa kau disini ?” panggil Joon Ki. “oh, kakak.. aku mencarimu”. “ada apa ?”. “sebenarnya, tidak ada apa – apa, aku hanya ingin melihat – lihat, hey, apa kakak punya waktu hari ini ?”. “emm ? tentu, memangnya kenapa ?”. “aku ingin jalan – jalan, antarkan aku, bisa kan ?”. “tentu, aku siap mengantarkan kemanapun kau mau pergi” goda Joon Ki.

Ternyata para malaikat Joon melihat mereka yg terlihat sangat akrab, “hmm, ini aneh sekali, aku tidak pernah melihat oppa seakrab itu dgn seseorang” kata Sunny. “iya, kau benar. Lagipula, siapa wanita itu ? atau jangan – jangan... dia adalah pacarnya ?!” ucap Tae Yoon khawatir. “ah, tidak setauku, oppa belum mempunyai pacar, mungkin dia itu hanya teman dekatnya, kalau begitu, kita harus menyingkirkannya, karena, mungkin saja wanita itu menggoda oppa, haahh... itu tidak boleh sampai terjadi !!” kata Yoona kesal. “iya, kita harus menyingkirkan dia” kata Tae Yoon dgn penuh rencana.

Bok Gu sedang duduk melamun di halaman belakang sekolah, “apa, dia memang benar – benar mau menunggunya ? ah, dia memang benar – benar bodoh” gumam Bok Gu. Eun Seok lalu dating menghampirinya. “hey, Bok Gu ! hari ini kau kenapa ? sepertinya, kau sedang kesal padaku… soal yg tadi pagi, aku...”. “apa kau masih menunggunya ?” potong Bok Gu. “em ? menunggu... siapa maksudmu ?”. “Eun Woo, siapa lagi”. “ahaha.. tidak, aku sudah melepaskannya, kenapa kau bertanya seperti itu ? ahh... kau, cemburu padaku ya ?”. Bok Gu langsung mengelak, “ah ? tidak ! tentu saja tidak ! untuk apa aku cemburu padamu ?!” Bok Gu kemudian pergi karena kehabisan kata – kata.

Eun Seok pergi menemui adiknya, Min Ah. “kakak !” panggil Min Ah. “em, kau sudah lama menunggu ya ? maaf ya, aku terlambat”. “ah, tidak. Ayo kita cepat pulang kak, aku sudah lapar”. “hah, kau ini, ya sudah, ayo”. Saat mereka berjalan pulang, mereka bertemu dgn Joon Kid an adiknya, Kang In. “ah, kau ?!” kata Min Ah kesal.

Bersambung....


Story In FB By : Novia Sukmasari

End With My Love : Episode 1 ( My Drama )

Hari ini adalah hari bahagia bg Eun Seok, karena hari ini adalah hari jadian tahun ke-2 bersama kekasihnya Eun Woo. Eun Seok meminjam restoran mewah milik pamannya untuk merayakan hari jadiannya bersama kekasihnya itu. Eun Woo menelepon Eun Seok.
Eun Woo : “hai eun seok. Apa kau ada waktu ? aku ingin bertemu denganmu, kau dimana ?”
Eun Seok : “tentu, aq sedang di restoran paman Kim, kebetulan aq juga ingin bertemu denganmu”
Eun Woo : “baiklah” ( menutup telepon )

Eun Seok sangat gembira, karena dia mengira eun woo jg mengingat hari jadiannya ini ( Eun Woo datang ). “eun woo..!” panggil eun seok dengan gembira. Mereka kemudian duduk dan bicara.

“hey, apa kau tahu sekarang hari apa ?” ucap eun seok dgn antusias. “emm ? memangnya ada apa ?” Tanya eun woo bingung. “kau ini lupa, atau benar – benar tidak tau ?” kata eun seok dgn sedikit kesal. “eh, kenapa mukamu tiba – tiba berubah seperti itu ? a..apa aq melakukan kesalahan ?” ucap eun woo dgn sedikit khawatir. “eun woo… kau belum menjawab pertanyaanku”. “emm, sekarang.. Hari.. senin kan ?” kata eun woo dgn ragu – ragu. “koh eun woo..!!” teriak eun seok kesal. “eh ? kenapa kau berteriak seperti itu ? kau membuat kita berdua malu” bisik eun woo sambil melihat sekeliling. “bagaimana bias kau melupakan hari...”. “jadian kita kan ? ehem, bagaimana bs aq melupakan itu” potong eun woo. “huh, a q piker kau sudah lupa. Kenapa kau bersikap seperti itu, itu sungguh membuatku kesal” ucap eun seok dgn cemberut. Setelah mereka selesai makan, eun woo ingin membicarakan sesuatu yg serius.

“mm, eun seok... aq ingin bicara sesuatu denganmu” kata eun woo dgn serius. “hmm ? kau mau bicara apa ? katakana saja” . “bagaimana... kalau,.. kita akhiri saja hubungan kita ?”. “uh ? apa ? apa... yg kau katakana tadi ? berakhir ? tapi...” ucap eun seok dgn sedih. “kau, jangan salah paham dulu. Aq bukannya sudah tidak mencintaimu, tp... hhh, aq harus pergi”. “pergi ? apa maksudmu ?”. “aq harus pergi ke Sydney untuk meneruskan kuliahku disana, aq benar – benar minta maaf. Kurasa aq akan pergi untuk waktu yg cukup lama” kata eun woo. “berapa lama kau akan pergi ? bukankah, aq masih bias menunggumu ?”. “aq akan pergi mungkin selama 2 thn, atw mungkin lebih. Kurasa kau tdk perlu menungguku, aq tidak ingin mengganggu hidupmu. Emm, hey jgn sedih. Aq ingin memberikan sesuatu padamu” Eun Woo berdiri dibelakang Eun Seok dan memasang sebuah cincin yg dikalungkan pada Eun Seok. Eun Seok melihat cincin itu dan bertanya, “apa ini ?”. “ha ? apa kau tidak tau itu apa ? tentu saja itu adalah sebuah cincin” kata Eun Woo sambil tersenyum utk menutupi kesedihannya. “tentu saja aq tau, maksudku... untuk apa ?”. “emm, aq hanya ingin menghadiahkan itu padamu, sebagai hadiah jadian kita tahun kedua ini. Kuharap, kau bisa mengingat hari dimana kita bahagia”. “Eun Woo....” Eun Seok justru semakin sedih dgn pemberian Eun Woo itu. “emm, kurasa aq harus pergi. Aq ada urusan lain, maaf jika... aq mengakhiri hubungan kita seperti ini. Sampai jumpa, eun seok” Eun Woo pun pergi dengan cepat, setelah menaiki motornya Eun Woo melihat keatas dan meneteskan air matanya.

Eun Seok terdiam beberapa saat setelah Eun Woo pergi dan melihat kebawah. Eun Seok tidak bs menahan kepedihannya dan menangis saat itu juga. Tiba – tiba, handphonenya berdering, ternyata Bok Gu, sahabatnya menelepon Eun Seok.
Bok Gu : “hey, bagaimana rencana kejutanmu ? apa berjalan sukses ?” Tanya bok gu dgn ceria.
Eun Seok terdiam dan menahan tangisnya.
Eun Seok : “Bok Gu,... apa... kau bisa kesini sekarang ?”
Bok Gu : “ah ? hey, apa... terjadi sesuatu ?”
Eun Seok hanya diam dan segera menutup teleponnya.
Bok Gu : “eh ? Eun Seok ? ah, kenapa kau menutup teleponmu...”

Bok Gu segera menyusul Eun Seok ke restoran Gwan ( restoran milik paman Eun Seok, Paman Kim ). Bok Gu mencari – cari Eun Seok, tp tidak menemukannya.
Paman Kim : “hey, bok gu. Apa yg terjadi pada Eun Seok ? ini pasti ulahmu lagi kan ?!”
Bok Gu : “ahh, paman kenapa kau selalu menyalahkan aq ketika Eun Seok mendapat masalah ?!”
Paman Kim : “itu karena kau memang pembuat masalah kan, kenapa kau tidak menyadari itu ?!”
Bok Gu : “ah ? benarkah ? wah, paman. Kau benar – benar keterlaluan, aq ini kan pria yg sangat baik terhadap semua org... kenapa kau bisa beranggapan seperti itu ?”
Paman Kim : “wah, benarkah ? oh, kenapa aq tidak pernah melihatmu seperti itu ya ?”
Bok Gu : “hah, sudahlah paman. Ngomong – ngomong, kemana Eun Seok ? aq harus segera menemuinya”
Paman Kim : “emm, dia sudah pergi setengah jam yg lalu, aq jg tidak tau dia pergi kemana, kau carilah sendiri”
Bok Gu : “hhh, baik.. baik.. paman ini memang benar – benar pelit” ucap Bok Gu sambil berlari pergi.
Paman Kim : “hey, apa kau bilang ?! awas kau ya, kalau kembali lagi !”

Bok Gu kelimpungan mencari Eun Seok, dia menelepon Eun Seok berkali – kali, tp tidak pernah diangkat. Bok Gu terpikir untuk mencarinya di tempat saat Eun Woo menyatakan perasaannya pada Eun Seok, yaitu tepat di bawah jembatan sungai Han. Dugaan Bok Gu ternyata benar, Eun Seok sedang menangis di pinggir sungai itu. “hhh, kau ini, kenapa membuatku sulit untuk mencarimu ? hey, kenapa kau disini ? terjadi sesuatu ?” Tanya Bok Gu sambil menatap Eun Seok yg tertunduk menangis. Eun Seok tiba – tiba memeluk Bok Gu, “Bok Gu, aq tidak ingin berpisah... aq tidak ingin berpisah dengannya...” ucap Eun Seok sambil menangis. “A..apa ? siapa yg kau maksud ? Eun Seok, apa...” belum sempat berbicara dgnnya, tiba – tiba Eun Seok pingsan. “Eun Seok ? Eun Seok ? apa kau tidak apa – apa ? hey..!”. Bok Gu langsung menggendong Eun Seok dan membawanya pulang dgn mobilnya.

Keesokan paginya, saat Eun Seok terbangun, Ia benar – benar lupa dgn yg terjadi semalam. “aduh, kepalaku... Min Ah..! apa kau ada di rumah ?” panggil Eun Seok pada adiknya, Min Ah. “Kakak ?! kau sudah bangun ? bagaimana keadaanmu ?” kata Min Ah dengan khawatir. “aku tidak apa – apa, apa yg terjadi semalam ?”. “Ah ? apa... kakak tidak ingat apapun ?”. “emm... entahlah, sepertinya aq tidak ingat”. “Wah, kakak ini, bahkan kakak tidak ingat diantar pulang oleh seorang pria tampan dan baik hati itu ?”. “umm ? pria tampan... dan... baik hati ? siapa yg kau maksud itu ?” Tanya Eun Seok penasaran. “Hah ?! bahkan dgn pria seperti itu kakakpun lupa ? hahh, kepala kakak pasti sudah terbentur semalam... ckckck... emm... siapa ya namanya, kalau tidak salah... umm, Bok... ah, Bok apa ya ? emm... Bok...”. ‘bak bok bak bok..... Bok Gu maksudmu ?”. “ah, iya ! itu dia ! kak Bok Guy g mengantarmu pulang”. “Bok Gu...?”.

Eun Seok masuk ke kamar mandi dan menyikat giginya, Eun Seok berusaha mengingat apa yg terjadi semalam. “emm... sebenarnya apa yg terjadi semalam ya ? Bok Gu mengantarku pulang... tapi...” belum sempat selesai bergumam, teleponnya berdering, ternyata Bok Guy g menelepon. “mmm... Bok Gu ?”. “Hey, bagaimana keadaanmu ? sudah membaik ?”. “memangnya apa yg terjadi padaku semalam ?” Tanya Eun Seok bingung. “Heh, apa semalam kau mabuk ?! bagaimana bisa kau tidak ingat apapun ? hhh, malah bertanya padaku... pikirkan sendiri !” Bok Gu menutup teleponnya. “uh ? Bok Gu ?! hahh... kenapa malah ditutup ?! huuhh... memangnya apa yg terjadi semalam ?” Eun Seok melanjutkan menyikat giginya, dan dia baru menyadari kalung cincin yg dipakainya. “Ini...” Eun Seok akhirnya mengingat semuanya dan menelepon Bok Gu.
Bok Gu : “Ada apa lagi ?”
Eun Seok : “aku... sudah ingat... semalam...”
Bok Gu : “mmm... kau sudah mengingat semuanya, lalu ?”
Eun Seok : “Eun Woo... memutuskan....”
Bok Gu : “Hubunganmu dengannya kan ? aku sudah tau”
Eun Seok terdiam, tp Bok Gu meneruskan bicaranya.
Bok Gu : “Tidak perlu memikirkan orang yg tidak bertanggung jawab seperti dia. Masih banyak yg harus kau lakukan daripada harus memikirkannya sepanjang hari. Lagipula, apa yg kau pikirkan pasti hal – hal yg tidak penting”
Eun Seok : “apa ?!”
Bok Gu : “ah, tidak. Tidak ada apa – apa. Kau jangan lupa, hari ini kita harus mendaftar di Universitas. Kutunggu kau, samapi jumpa”
Eun Seok : “Uh ? e... hey ! hah, selalu seperti itu, kenapa dia selalu menutup telepon sebelum org selesai bicara ?! hahh... dasar menyebalkan !”

Eun Seok selesai mandi dan pergi ke dapur, dia melihat adiknya, Min Ah sedang sibuk di dapur. “hmm... tidak biasanya kau pegi ke dapur untuk memasak, apa yg kau lakukan ?”. “Ah, kakak aku sedang memanaskan ini” kata Min Ah. “uh ? apa itu ?”. “Mana aku tahu”. “he ?kau ini apa – apaan, memasak sesuatu tapi tidak tau apa – apa, hahh.. kau memang adik yg sangat bodoh”. “haiisshh, ini adalah makanan yg diberikan oleh kakak tampan itu, jadi mana aku tahu” kata Min Ah dgn kesal. “sudah kubilang namanya Bok Gu, bukan ‘kakak tampan’ , apa kau tuli ?”. “hey, aku ini sedang memuji pacarmu, kenapa kau malah mengatakan aku ini tuli dan bodoh sih ?!” teriak Min Ah dgn kesal. “hah, iya iya... terserah padamu saja. Lagipula dia itu bukan pacarku, makanya jgn asal bicara” kata Eun Seok sambil berjalan dan duduk di meja makan. Tiba – tiba dia teringat dgn Eun Woo ‘mantan’ pacarnya itu. “oh ?! jadi, dia bukan pacarmu ? haa.. kakak ! kenalkan aku padanya ! mungkin saja dia itu jodohku kan ? wah... tapi dia belum punya pacar kan ?” Eun Seok tidak menghiraukan ocehan adiknya karena melamun. “Kakak !!”. “uh ?”. “apanya yg ‘uh ?’ kenalkan aku pada kak Bok Gu, yah ?!”. “emm... itu... makananmu,, hangus...”. “ah ? makanan... oh, makananku..!” Eun Seok segera bergegas pergi untuk mengurus pendaftaran masuk ke Universitas.

Di Universitas Pyeong Dong, Bok Gu sudah menunggunya, disinilah mereka akan kuliah. “hey, lobak !” panggil Bok Gu pada Eun Seok. Eun Seok sering dipanggil Bok Gu dgn sebutan ‘lobak’ karena sewaktu SD, Eun Seok bermain drama dgn kostum lobak yg sangat lucu , belum lg dgn wajahnya yg putih seperti lobak. “aish, kenapa dia masih memanggilku dgn sebutan seperti itu ?!” gumam Eun Seok sambil tertunduk karena malu. “hey ! jangan pernah memanggilku dgn sebutan lobak lagi ! kau sungguh membuatku malu !” omel Eun Seok. “kenapa ? kau ini sangat lucu, mirip dgn lobak, kurasa kau sangat pantas mendapat julukan itu” ledek Bok Gu dgn menahan tawanya. “Bok Gu ! hah, sudahlah... ayo kita pergi”.

Di lain tempat, Eun Woo sedang berada di gedung atas rumah sakit bersama dgn sahabatnya, Kang In. “hey, apa yg sebenarnya kau pikirkan ? sepertinya, kau sedang mempunyai masalah, ceritakan padaku”. “emm... kang in, jika... kau ditinggalkan oleh org yg sangat kau cintai, apa yg akan kau lakukan ?” Tanya Eun Woo dgn wajah muram. “hmm ? emm, tentu saja aku akan sangat sedih, tapi jika org itu meninggalkanku dgn alasan yg bisa kumengerti, tentu aq akan berusaha melepaskannya” jawab Kang In dengan memandangi wajah Eun Woo, tapi Eun Woo tdk menyadarinya. “lalu, bagaimana jika kau yg meninggalkan org yg kau cintai ?” Eun Woo memalingkan wajahnya dan melihat Kang In, tapi Kang In justru langsung memalingkan wajahnya dan melihat ke langit. “aku tidak akan pernah meninggalkannya walau apapun yg terjadi, karena cinta sejati mungkin tdk akan datang untuk kedua kalinya”.

Eun Seok dan Bok Gu sedang melihat – lihat kampusnya, sampai ada 3 orang gadis yg berteriak memanggil nama Bok Gu dari kejauhan. Mereka adalah Mi Nam, Mi Nyu, dan Miranda, mereka adalah trio penggemar Bok Gu sejak masih duduk di bangku SMU. “hhh... tidak kusangka 3 org itu masih saja mengikutiku, kupikir, mereka sudah mendapat pujaan hati baru mereka” tawa Bok Gu dgn bangga yg mempunyai fans. “oppa Bok Guu...!!” teriak ketiga org itu, yg sering disebut sebagai “Bok Gu’s Fans” yg baru terdiri dari Mi Nam, Mi Nyu, dan Miranda. “hah, baru mempunyai 3 org fans saja kau bangganya sudah selangit, dasar bodoh” tawa Eun Seok. Kata bodoh yg diucapkannya terdengar oleh Bok Gu’s Fans, dan mereke memarahi Eun Seok. “hey..! apa yg kau bilang tadi ?! kau mengatakan Bok Gu bodoh ?! kau..!!” kata Mi Nyu, sang leader kesal. “ahah, tidak... aku tidak mengatakan dia bodoh, aku hanya...” belum sempat Eun Seok selesai bicara, Bok Gu membisikkan sesuatu padanya. “baru dimarahi seperti itu saja kau sudah ciut pada penggemarku, lobak... lobak...” tawa Bok Gu menggodanya. “iya..! aku memang menyebitnya bodoh, memangnya kau keberatan ?!” lanjut Eun Seok, balik memarahinya. “apa ?! kau..!!”. “kenapa ?! memangnya kau pikir kau itu siapa ?! kau bukan pacarnya, kau bukan sepupunya, kau juga bahkan bukan sahabatnya”. Eun Seok sangat memancing amarah mereka bertiga, sampai sangat marah. “Cha Eun Seok..!!” teriak mereka bertiga. “uh, ka...kalian... mau a..apa..?? hey, tunggu menjauh dariku..!” mereka bertiga terus memandangi Eun Seok dgn penuh amarah, dan mendekatinya. “tuh kan, apa kubilang... cepatlah lari, jika kau tidak mau dicabik – cabik, itu... hanya saranku saja” bisik Bok Gu pada Eun Seok. “kau..!” pandang Eun Seok pada Bok Gu dgn marah, setelah itu Eun Seok dikejar – kejar oleh para Bok Gu’s Fans. “hey..!! jangan kaburr..!! ayo kita kejar..!” teriak para Bok Gu’s Fans.



Bersambung....

Story In FB by : Novia Sukmasari