“ah, kau ?!” kata Min Ah kesal. “mmm ? Joon Ki ?”. “hah, dia lagi...” gumam Kang In. “Eun Seok ? dia... adikmu ?”. “eh, iya... kenalkan, dia adikku, Min Ah. Lalu, siapa dia ?”. “oh ya, dia Kang In”. “hai... aku Min Ah, salam kenal”. “emm, aku Kang In, salam kenal”. “hey, bagaimana... kalau kita pulang bersama - sama ? lagipula, arah rumah kita sama” kata Eun Seok. “apa ?! kakak, aku tidak mau” bisik Min Ah. “kau pikir aku mau pulang bersama denganmu ?!” jawab Kang In yg mendengar bisikannya. “kalian ini kenapa ? kalian, bertengkar ? ada masalah apa sebenarnya ?”. “kakak, lebih baik kita pulang berdua saja, tidak enak jika mengganggu acara org lain”. “sepertinya, lain kali saja Eun Seok. Karena, aku juga ada acara lain dengannya, tidak apa kan ?”. “ah, tidak apa – apa”. Min Ah yg memperhatikan tingkah kakaknya, mengira bahwa kakaknya menyukai Joon Ki.
Malam harinya, Bok Gu menelepon Eun Seok untuk mengajaknya makan malam bersama, “hey lobak. Apa kau sudah makan malam ? aku ingin makan denganmu”. “emm, tentu datang saja ke rumahku, kebetulan... aku juga sedang memasak lobak ! sudah berapa kali kubilang, jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi !”. “hah... jangan membantah, aku lebih suka memanggilmu lobak... baiklah, aku ke rumahmu sekarang” Bok Gu menutup telepon.
Joon Ki dan Kang In berjalan – jalan bersama, dan mereka pergi ke restoran Gwan untuk makan malam “emm, makanan disini sungguh lezat kak !”. “ya, makanan disini memang terkenal lezat, aku bisa mentraktirmu disini setiap hari jika kau mau”. “kakak, tidak perlu. Aku sudah cukup puas dengan makanan yg kakak masak”. “hmm...itu pujian atau sebuah sindiran ? kau tau sendiri, kalau maskanku itu tidak enak, sudahlah akui saja” ucap Bok Gu merasa tersindir. “ahaha... aku, ketauan ya.. hehehe”.
Bok Gu sampai di rumah lobak, eh... Eun Seok. “hey, lobak ! apa yg kau masak untuk makan malam ?”. “haisshh... aku kan sudah bilang, jangan...”. “panggil aku dgn sebutan lobak, benar kan ?” potong Bok Gu. “hemm... ngomong – ngomong, kenapa disini sepi sekali ? dimana adikmu ?”. “emm, dia sedang pergi ke restoran paman, dia ingin makan disana”. “ohh... masakanmu pasti tidak enak, makannya dia kabur” goda Bok Gu. “huuhh... lalu, kau sendiri untuk apa kesini ?! sudah pergi sana, kalau kau tidak mau makan masakanku !”. “ehe... lobak, jangan marah begitu, aku kan hanya bercanda, masakanmu... adalah yg paling enak” ucap Bok Gu sambil mengacungkan jempolnya. “huhh, bilang saja kau terpaksa, karena tidak punya uang, bodoh”. Senyum Bok Gu langsung meredup, “ehe... kau tahu saja..” tawa Bok Gu. “ya, Eun Seok, aku memang org bodoh, org bodoh yg sampai menyukai sahabatnya sendiri, aku memang bodoh” gumam Bok Gu dalam hati.
Min Ah ternyata sedang duduk di belakang Joon Ki dan Kang In, dia mendengar semua pembicaraan mereka. “sungguh aneh, sepertinya... sikap Kang In sangat berbeda jika di depan kak Joon Ki, begitu juga sebaliknya... hmm, atau jangan – jangan, mereka itu sepasang kekasih ?!” gumam Min Ah dalam hati. “kakak, ayo kita pulang, aku sudah kenyang”. “emm, ayo”. Min Ah kemudian juga pulang. Setibanya di depan rumah, Min Ah melihat Bok Gu sudah menaiki mobilnya dan pergi. “hahh... itu kak Bok Gu kan ?” Min Ah segera menghampiri kakaknya. “kakak ! kenapa kau tidak bilang kalau kak Bok Gu mau ke rumah ?! tau begitu kan, aku pasti akan makan dirumah. Huuhh, kakak ini”. “hahh, kau mau makan di rumah kalau ada maunya saja, jadi untuk apa aku memberitahumu, wlee” mereka berdua pun masuk ke dalam rumah.
Keesokan harinya, Eun Seok datang terlambat dan harus dihukum membersihkan toilet. “hahh, sial sekali aku hari ini, harus membersihkan toilet sekotor ini, hoeekk... bau sekali, belum lagi, ini kan toilet pria”. “hahaha, itu adalah penderitaanmu, suruh siapa kau datang terlambat, kau juga tau sendiri, dosen kita sangat galak, bodoh sekali kau ini” ejek Bok Gu yg memasuki toilet itu. “hah, kau lagi, aku pasti akan sangat sial jika bertemu denganmu ! sudah cepat pergi sana !” usir Eun Seok. “apa – apaan kau mengusirku, aku kan ingin ke toilet. Hhh, kupikir kau sudah tidak takut lagi pada para fansku, ternyata... kau sudah kapok ya” goda Bok Gu. Bok Gu hendak mengambil alat pel untuk membantu Eun Seok, tapi Eun Seok bicara, “hah, kau ini sungguh menyebalkan ! bukannya membantu malah mengejekku terus, sudah lebih baik kau pergi saja ! aku sedang sibuk !” omel Eun Seok. Bok Gu lalu mengurungkan niatnya, dan segera pergi. Joon Ki melihat Bok Gu yg baru saja keluar dari toilet dan terlihat begitu kesal, Joon Ki pun masuk ke toilet untuk mengetahuinya. “kau butuh bantuan ?” tanya Joon Ki pada Eun Seok. “ah, Joon Ki... tidak perlu, aku memang harus melakukannya sendiri”. “emm, tidak apa.. lagipula, ini terlalu kotor untuk dibersihkan sendirian” Joon Ki mengambil alat pel, dan membantu Eun Seok.
Sementara itu, Bok Gu sedang kesal dengan sikap Eun Seok yg selalu saja menggagalkan niat baiknya. Bok Gu lalu masuk ke kelas lagi, Ia ingat Eun Seok belum mencatat apa yg tadi diajarkan, karena harus menjalani hukuman. “emm, mungkin aku bisa membantunya sedikit” gumam Bok Gu. Bok Gu pun mengambil buku Eun Seok dan mencatat semua yg tadi dipelajari. Mi Nyu yg baru mau keluar kelas melihat Bok Gu dan segera memberitahu hal itu pada anggota Bok Gu’s Fans yg lainnya. “hey, ini sudah benar – benar keterlaluan ! pasti gadis gila itu yg menyuruh oppa ! hahh, dia benar – benar sudah besar kepala” ucap Mi Nam dgn kesal. “iya kau benar, lagipula.. yg harusnya mendapat hukuman adalah Eun Seok, bukan oppa kita” ucap Tae Yoon dari belakang yg datang bersama para malaikat Joon yg lain. “apa ? siapa kau ? kau kan bukan anggota Bok Gu’s Fans, kenapa kau ikut campur sih ?!”. “yaa... aku tau, tapi aku bisa setuju denganmu, jika kau mau mengerjai gadis bodoh itu, karena dia juga sudah menggoda oppa Joon kami” ucap Yoona. “hey, sepertinya mereka bisa berguna, kita kerjasama saja dengan mereka, bagaimana ?” bisik Miranda pada Mi Nam. “baiklah, aku setuju... kalau begitu mulai sekarang kita adalah para Anti Fans Eun Seok, kita harus bekerja sama untuk mengerjainya habis – habisan, bagaimana ?”. “tentu saja, kami sangat setuju” ucap Sunny.
Akhirnya, hukuman Eun Seok selesai. “huhh, akhirnya selesai juga. Terima kasih ya, kau sudah membantuku, jadi aku tidak terlalu lelah” senyum Eun Seok. “emm, ngomong – ngomong apa kau mempunyai hubungan khusus dengan Bok Gu ?”. Eun Seok langsung menoleh pada Joon Ki dan tertawa. “ahaha, tentu saja tidak, dia..adalah sahabatku sejak masih TK, aku tidak mungkin jatuh cinta padanya”. “oh begitu, tapi... jika kalian pacaran, bukankah... itu sangat baik ?”. “emm ? maksudmu ?”. “hhh... maksudku, kalian sudah mengenal sejak masih kecil, hubungan kalian pasti sangat dekat, jika kalian berpacaran, kalian pasti akan langgeng, bahkan mungkin sampai menikah”. “Ehh, itu sepertinya tidak mungkin, aku dan Bok Gu selalu saja berkelahi, tidak mungkin juga kami saling jatuh cinta...”. “tapi, kalau menurutku, tidak ada yg tidak mungkin... yahh, mungkin kau memang tidak, tapi, bagaimana dengan Bok Gu ?” Joon Ki lalu pergi meninggalkannya. “sadarlah, tidak ada yg tidak mungkin di dunia ini, Eun Seok” gumam Joon Ki saat berjalan pergi. “emm ? sebenarnya, benar juga apa yg dikatakannya... tapi...” Eun Seok berjalan ke taman depan dan memikirkan kejadian – kejadian saat bersama dgn Bok Gu, “apa...mungkin.. kalau dia jatuh cinta padaku ?” pikir Eun Seok. “kenapa itu hal yg mustahil ?!” kata Bok Gu dari kejauhan.
Flashback :
Bok Gu sedang berjalan di koridor untuk melihat pekerjaan Eun Seok. “huhh, akhirnya selesai juga. Terima kasih ya, kau sudah membantuku, jadi aku tidak terlalu lelah”. “emm, ngomong – ngomong apa kau mempunyai hubungan khusus dengan Bok Gu ?”. “ahaha, tentu saja tidak, dia..adalah sahabatku sejak masih TK, aku tidak mungkin jatuh cinta padanya”. “oh begitu, tapi... jika kalian pacaran, bukankah... itu sangat baik ?”. “emm ? maksudmu ?”. “hhh... maksudku, kalian sudah mengenal sejak masih kecil, hubungan kalian pasti sangat dekat, jika kalian berpacaran, kalian pasti akan langgeng, bahkan mungkin sampai menikah”. “Ehh, itu sepertinya tidak mungkin, aku dan Bok Gu selalu saja berkelahi, tidak mungkin juga kami saling jatuh cinta...”. Bok Gu mendengar semua pembicaraan mereka.
Flashback End.
“uh ? a..apa ?”. “kenapa itu hal yg mustahil bagi kita untuk saling mencintai ?” Bok Gu mendekati Eun Seok. “ah, Bok Gu... jangan bercanda seperti itu padaku...” Bok Gu lalu memeluk Eun Seok dan menyatakan perasaannya, “bagiku itu tidak mustahil, apa itu hal yg aneh jika aku menyukaimu ?”. “Bok..Gu..”. “apa seorang sahabat tidak boleh jatuh cinta pada sahabatnya sendiri ? aku, juga seorang manusia kan ? aku bisa jatuh cinta pada siapa saja”. “Bok Gu, tapi... itu tidak mungkin...”. Bok Gu melepaskan pelukannya dan menatap Eun Seok, “kenapa ? apa kau tidak menganggapku sebagai seorang pria ? seperti apa aku di matamu !!” Eun Seok menangis mendengar apa yg dikatakan sahabatnya itu.
Bersambung....
Story In FB By : Novia Sukmasari
No comments:
Post a Comment